Hariangaruda.com | Pekanbaru - Gubernur Riau Edy Natar Nasution didesak mahasiswa untuk mencopot Sekretaris Daerah Provinsi (Sekdaprov) SF Hariyanto.
Desakan itu diungkapkan puluhan pengunjukrasa yang menamakan diri Kabinet Mahasiswa Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi (KM-STIE) di gerbang masuk kantor Gubernur Riau, Rabu (04/12/23) sore.
Dalam orasinya, Koordinator Lapangan (Korlap) Aksi, Zuardi Saputra meminta Gubernur Edy Natar untuk Sekdaprov karena saat SF Hariyanto menjabat Kepala Dinas (Kadis) PUPR-PKPP diduga terlibat kasus korupsi.
Di samping itu, mahasiswa pengunjukrasa ini juga meminta Gubernur Riau untuk mengevaluasi beberapa Kepala Dinas (Kadis) yang bermasalah.
‘’Seperti Kadis PUPR Riau, Kadis DLHK, Kadis Sosial, Kadis Pendidikan, Kadis Perhubungan, Kadis Ketenagakerjaan dan Transmigrasi serta Kepala Kantor Satpol PP Provinsi Riau,’’ harapnya.
Massa pengunjukrasa juga meminta Gubernur dan Kapolda Riau harus segera mengembalikan marwah Riau, dengan adanya dugaan prostitusi di Hotel Parma, Sabrina, dan Jondul serta peredaran minuman beralkohol/keras (miras) di Jalan Juanda Pekanbaru.
Massa KM-STIE juga meminta Gubernur Edy Natar untuk mencopot Direktur Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Arifin Achmad Pekanbaru dan mem-black list_ PT Wija Mala Utama, karena diduga gaji satpam, gizi, taman di RSUD Arifin Achmad belum ditunaikan oleh perusahaan tersebut.
Usai berorasi, massa pengunjukrasa akhirnya dijumpai perwakilan Gubernur Riau, Staf Alhi Gubernur Riau Bidang Pemerintahan Hukum dan SDM, Yurnalis Basri.
Di hadapan para demonstran, Yurnalis menyampaikan ucapan terimakasih karena telah menyampaikan aspirasinya dengan damai.
Terkait tuntutan tersebut, dia meminta berikan waktu kepada kami untuk melaporkan kepada pimpinannya.
‘’Terkait aspirasi dari adik - adik mahasiswa atas bentuk kepeduliannya terhadap rakyat Indonesia, kami akan sampaikan ke pimpinan,’’ ucapnya.
Setelah mendengar penyataan Staf Ahli Gubernur itu, massa dari Kabinet Mahasiswa STIE Riau ini pun membubarkan diri dengan tertib.