Home Dumai Riau Nasional Politik Gosip Kriminal Musik Teknologi Edukasi Kesehatan Olahraga Kuliner Wisata Iklan
pekanbaru riau

Pentingnya Komunikasi Penyelesaian Konflik PT SIR dengan Masyarakat

pukul


 


Hariangaruda.com | Pekanbaru - Meski Tanggal 1 Januari 2024 adalah hari libur tahun baru, Gubernur Riau Edy Nasution tak menghiraukan itu dan tetap bekerja. Ia mengumpulkan semua staf yang terlibat dalam Satgas Terpadu Internal untuk menginvestigasi keabsahan Hak Guna Usaha (HGU) PT SIR. Berita mengenai konflik ini baru-baru ini viral di media, baik media mainstream berbasis online maupun platform media sosial.

Dalam pertemuan tersebut, Gubernur Riau, Brigjen TNI (purn) Edy Natar Nasution, memerintahkan Tim Satgas Terpadu Internal untuk melengkapi data mengenai daerah yang terlibat dalam konflik tanah dengan PT. Sawit Inti Rakyat (SIR), khususnya di Kota Pekanbaru dan Kabupaten Siak yang berbatasan langsung dengan lokasi perkebunan PT SIR. Ia juga meminta tim untuk mempelajari lebih lanjut peraturan reforma agraria yang terkait dengan masalah ini.

Gubernur menjelaskan bahwa konflik ini belum terselesaikan karena kurangnya komunikasi antara masyarakat yang menuntut dengan pihak perusahaan. Menurutnya, pemerintah, termasuk dirinya sebagai Gubernur, harus berperan sebagai penengah dalam sengketa pertanahan ini.

Gubernur mengungkapkan bahwa tuntutan masyarakat untuk mendapatkan 20 persen dari luas area yang dikelola oleh perusahaan adalah sesuatu yang tak dapat ditawar. Jika perusahaan menyadari kewajibannya untuk memberikan 20 persen tersebut, maka konflik ini tak akan muncul. Oleh karena itu, Gubernur meminta tim untuk memetakan kondisi yang ada, termasuk menentukan luas lahan HGU PT SIR yang sah dan luas lahan ilegal yang dikelola PT SIR. Semua data ini harus dihitung dengan cermat.

Gubernur juga mengingatkan tim Satgas untuk bekerja sesuai arahan yang diberikan. Ia menegaskan bahwa ini adalah perintah langsung dari Gubernur dan jika ada hambatan, tim harus melaporkannya kepadanya. Gubernur berharap bahwa penyelesaian masalah ini akan menjadi hadiah terindah di awal tahun ini dan ia percaya bahwa dengan menjalankan tugas dengan baik, semua konflik ini dapat teratasi.

Dalam konteks ini, PT SIR adalah perusahaan yang bergerak di bidang perkebunan kelapa sawit dan memiliki pabrik kelapa sawit. Sementara itu, First Resources Group adalah anak perusahaan dari PT Surya Dumai Industri Tbk. Perusahaan ini didirikan oleh Martias, yang merupakan ayah dari Ciliandra Fangiono, bos First Resources. Informasi ini memberikan konteks tambahan untuk memahami konflik yang terjadi antara masyarakat dan PT SIR, terkait dengan konflik tanah dan tuntutan terkait luas lahan yang dikelola oleh perusahaan.

Konflik agraria antara perusahaan perkebunan kelapa sawit dan masyarakat sekitarnya masih menjadi permasalahan yang banyak terjadi di berbagai wilayah di Indonesia, termasuk di Riau. Konflik ini sering kali berkaitan dengan klaim tanah yang dianggap sebagai milik masyarakat dan dirampas oleh perusahaan.

Bahkan perusahaan First Resources Surya Dumai Industri mungkin juga menghadapi konflik serupa dengan masyarakat di sekitar mereka. Konflik ini bisa berkaitan dengan klaim tanah yang dilakukan oleh masyarakat terhadap perusahaan tersebut. Persoalan seperti ini sering kali memicu konfrontasi, protes, dan aksi-aksi yang mencoba memperjuangkan hak-hak mereka sebagai pemilik tanah.

Untuk mengatasi konflik agraria ini, diperlukan transparansi, dialog, dan penyelesaian yang adil bagi semua pihak yang terlibat. Pemerintah juga harus berperan aktif dalam menyelesaikan konflik agraria ini dengan tujuan mencapai keadilan bagi masyarakat dan menjaga hubungan harmonis antara perusahaan dan masyarakat sekitar.

Untuk diketahui First Resources Surya Dumai Industri ini sekarang dikendalikan oleh anak dari Martias bernama Ciliandra Fangiono. Pria inilah yang meneruskan kerajaan bisnis Martias.

First Resources adalah perusahaan minyak sawit yang terdaftar di Singapura dengan perkebunan di Indonesia. Perusahaan ini merupakan anak perusahaan dari PT Surya Dumai Industri Tbk, yang didirikan oleh Martias, seorang pengusaha keturunan Tionghoa yang memiliki bisnis di bidang perkebunan, properti, dan lain-lain.

Martias pernah merambah hutan di Kalimantan Timur untuk membangun perkebunan kelapa sawit, namun dia kemudian terjerat dalam kasus pelanggaran hukum dan divonis bersalah. Di Riau, selain PT SIR, ada juga perusahaan lain seperti PT MSSP yang beroperasi di kabupaten Siak. PT MSSP diduga merampas lahan kelompok Tani Manunggal seluas 724 hektar yang masuk dalam areal HGU mereka. Kelompok Tani Manunggal telah berusaha menyelesaikan kasus ini namun tidak menemui titik terang, dan belakangan ini rencana turun ke lokasi hanya isapan jempol.

First Resources saat ini dikendalikan oleh Ciliandra Fangiono, anak dari Martias. Ciliandra merupakan salah satu orang terkaya di Indonesia versi Forbes, dengan kekayaan mencapai US$ 2,2 miliar. Dia menjabat sebagai CEO First Resources dan keluarga Fangiono memiliki saham mayoritas di perusahaan ini. Sebelum bergabung dalam bisnis keluarga, Ciliandra bekerja di divisi perbankan investasi Merrill Lynch di Singapura.

Perusahaan First Resources didirikan pada 1992 dan tercatat di bursa Singapura pada 2007. Mereka dikenal sebagai salah satu perusahaan minyak sawit terbesar di kawasan ASEAN.